Copyright The Wiranegara 2017. Powered by Blogger.
Instagram

The Wiranegara


Assalamuallaikum.


Di post kali ini saya pengen sharing tentang skin care saya selama di UK. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau orang Indo yang datang ke UK biasanya kulitnya jadi kering, perih dan bersisik. Kenapa bisa begitu? Karena udara di UK jauuuh lebih kering daripada di Indo, contohnya kerupuk dibiarin kebuka seharian aja nggak mlempem disini. Saya juga dulu pertama dateng ke London kulit kering parah, sampe sakit, akhirnya di rekomendasiin temen buat pake Moisturiser-nya Clinique. Clinique punya 3 step skin care yang bisa disesuaikan dengan jenis kulit kita. Ada dry to very dry, dry combination, oily combination dan yg terakhir oily. Saya pakai yang dry combination. Tapi, dulu saya nggak rajin ngerawat muka, sampai Nina umur 2 tahun barulah saya sadar kalau kulit muka saya menderita, dzolim saya sama diri sendiri. Dulu saya nggak pernah cuci muka pake sabun pembersih, bener2 cuma pakai pelembab and sunblock. Alhasil kulit saya kusam dan super kasar, menyedihkan lah pokoknya. Padahal ya punya sabun cuci plus cleansernya, cuma males aja. Setelah denger tausiyahnya ustad Khalid Basalamah, saya pun taubat, ternyata merawat diri itu bagian dari bersyukur atas karunia Allah, selagi mampu, rawatlah diri dengan baik. 

Udah 4 bulan saya merawat muka dengan lebih niat, dan hasilnya cukup memuaskan. Kulit saya tambah cerah, halus dan lembab sekarang. Kalau kata suami jadi lebih seger. Nah, dibawah ini adalah serangkaian produk perawatan yang saya pakai:

1. Clinique Seven day scrub cream rinse off formula
Saya pakai ini atas rekomendasi mbak bebe (bebenyabubu.com). Setelah pakai rasanya kulit jadi aluuus dan berasa lebih bersih. Kalau pas keluar rumah, saya pake 2 kali sehari, pagi sore. Tapi kalau weekend dan nggak kemana2, saya cuma pakai sehari sekali tiap pagi.
2. Clinique Liquid facial shop mild
Sabun muka ini nggak berbau, busanya juga nggak berlebihan. Dulu saya pernah coba yang extra mild tp nggak mantep karena nggak ada busanya, hehe. Produk ini saya pake sehari 2x, pagi sore.
3. Clinique Clarifying Lotion no.1 
Ini fungsinya sebagai exfoliator. Harusnya saya pake yang no.2 karena kulit saya termasuk dry combination. Tapi dulu salah beli, ya sudah pakai sampe habis dulu biar nggak mubazir (emak2 nggak mau rugi). Satu hal yang nggak saya suka dr produk ini adalah bau alkoholnya yang cukup menyengat. Sama kayak produk diatas, makenya juga pagi dan sore.
4. The body shop Drops of light brightening serum
Jadi saya punya masalah kulit muka yang nggak rata warnanya alias belang2. Dulu saya sempet punya Clinique Even Better Clinical Dark Spot Corrector & Optimiser, tapi hasilnya kurang keliatan karena  saya kurang telaten makenya. Pas kemarin mau coba beli lagi, ternyata harganya super mahal, 45£ euy, reviewnya pun kurang meyakinkan. Akhirnya saya pake drops of light karena liat review orang yang kebanyakan positif. Produk ini lumayan ampuh, kulit muka jadi cerah dan lebih putih. Saya cuma pakai 3 tetes tiap pagi dan sebelum tidur, lumayan banget muka jadi berasa glow-nya *halah*.  Di awal pemakaian saya sempat beberapa kali kaget liat muka sendiri, putih banget. Sayangnya, flek-flek dimuka saya nggak ikut ilang. Jadi setelah 1 botol ini habis, saya penasaran pengen coba brightening serum merk lain. Pilihan saya jatuh ke....



La Roche Posay Pigmentclar Serum
Saya baru pake kurang dari seminggu, jadi belum keliatan hasilnya. Saya pilih produk ini soalnya ada efek kulit jadi hydrated, let's see bener apa enggak. Pas banget ini London lagi winter, hari ini turun salju malah. Sebenernya sejak pake produk ini kulit saya jadi tambah kering, padahal seharusnya kan enggak ya... huks syedih. Sabaaar, mungkin proses, mungkin juga krn suhu disini drop. Kalau sampe akhir minggu depan nggak membaik, mungkin saya bakal beli moisturizer surgenya clinique. 
5.  Clinique Dramatically Different Moisturizing Lotion+
Ini pelembab yang berjasa bikin kulit saya lembab dan kenyal. So far so good. Dulu pernah beli yang gel, hasilnya kulit rusak parah, mana saya sadarnya pas akhir2 lagi, payah banget g perhatian sama kulit sendiri. Saya pake lotion ini pagi dan malam menjelang tidur. Malem penting banget soalnya saya pake heater dikamar, kalau nggak pake lotion paginya muka berasa kering banget.
6.  Clinique Super City Block SPF 40
Saya suka produk ini soalnya bisa menyamaran flek2 hitam. Spfnya cukup, awet juga 1 tube 6 bulan nggak habis-habis. Saya pakenya sehari sekali, kalau mau keluar rumah. Kalau nggak kemana-mana, di skip, cuma pake lotion aja di rumah.
7. The Body Shop Drops of Youth Bouncy Mask
Karena umur udah kepala 3, saya sadar sudah saatnya pake produk yang memperlambat ageing, biar awet muda, hehe. Hasilnya oke sih, tapi saya kurang telaten makenya. Pengennya pake setelah nidurin anak, tapi keburu ngantuk. Alhasil makenya cuma 2-3 kali seminggu. Harus dirutinin nih makenya, siapa tau kulit jadi balik lagi lembabnya, jadi nggak perlu beli Clinique moisturizer surge.

Okay segitu dulu sharingnya, semoga bermanfaat ya!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sesuai dengan judul posting-an kali ini, saya akan sedikit berbagi tentang informasi dan pengalaman saya ngelaju antara London - Cranfield University.

Where in the world is Cranfield University?

Tapi, sebelum ke sana, saya akan memberikan sedikit intro terlebih dahulu terkait Cranfield University. Alhamdulillah, bulan September lalu saya mendapatkan offer untuk bergabung dalam proyek EU di Cranfield University. Di pertengahan Oktober, saya resmi beraktivitas di universitas tersebut. Wait... Cranfield University? Ya, mungkin universitas ini terdengar asing bagi beberapa orang. Cranfield University adalah universitas yang hanya fokus pada riset dan menyediakan program S2 dan S3 saja untuk mendukung aktivitas utamanya tersebut. Unik bukan? Dan tidak kalah unik, universitas ini hanya memiliki 4 fakultas saja, yaitu School of Aerospace, Transport and Manufacturing (SATM), School of Water, Energy and Environment (SWEE), School of Management (SoM) dan Cranfield Defense and Security (CDS - Shrivenham). Saya tergabung di SATM, lebih spesifik lagi di Department of Power and Propulsion (Center for Propulsion Engineering). Nanti mungkin saya akan berbagi di posting-an yang terpisah terkait Cranfield University and why is it so unique.


Okay, secara geografis, Cranfield University teletak bersebelahan dengan sebuah desa bernama Cranfield, di wilayah administrasi Bedfordshire, utara dari kota London. Universitas ini memiliki sarana akomodasi yang memang disediakan khusus untuk mahasiswa. Namun, ada beberapa mahasiswa yang memilih untuk tidak tinggal di akomodasi kampus karena tidak tahan dengan 'kesunyian' dan keterbatasan fasilitas yang ada. Mereka biasanya tinggal di desa Cranfield, kota Bedford dan kota Milton Keynes. Nah, saya sendiri memilih untuk tinggal di London. Kenapa? Istri saya tengah menjalani tahun ketiga dari program doktornya. Dia juga masih ada kerjaan laboratorium yang musti diselesaikan. Jadi, akhirnya diputuskan bersama, saya saja yang mondar-mandir antara London - Cranfield.

Kompleks Cranfield University, walaupun di desa, tapi ada bandaranya 😁


Commuting Cost and Time Considerations

Kami mulai berhitung-hitung biaya yang musti dikeluarkan untuk ngelaju antara London - Cranfield. Opsi pertama, naik kereta. Dari London melalui stasiun London Euston, lalu turun di stasiun Milton Keynes Central. Dari stasiun ini, saya masih harus naik bis yang ada setiap setengah jam untuk menuju Cranfield University. Jadi, penting untuk menyesuaikan jadwal kedatangan kereta di stasiun Milton Keynes Central dengan jadwal kedatangan bis yang akan membawa saya ke Cranfield University. Total perjalanan door to door kurang lebih 2 - 2,5 jam. Biaya, jangan ditanya, mahal bukan kepalang ga cucuk dengan pemasukan yang ada, apalagi kalau tiap hari ngelajunya. Opsi pertama coret, paling digunakan untuk kondisi-kondisi tertentu saja sebagai last resort.
Opsi kedua, naik bis. Dari London melalui terminal bis London Victoria, lalu turun di terminal bis Milton Keynes Coachway. Lagi-lagi, sama halnya dengan kereta, penting untuk menyesuaikan jadwal kedatangan bis di terminal ini dengan kedatangan bis yang akan membawa saya ke Cranfield University. Kalau di stasiun interval bisnya setiap setengah jam, di terminal ini intervalnya menjadi setiap sejam! Lagi-lagi opsi ini terkendala di masalah waktu yang habis di jalan, total perjalanan door to door kurang lebih 2,5 - 3 jam. Secara biaya, memang jauh lebih murah. Namun, perbandingan waktu saya di kampus dengan di jalan menjadi tidak berimbang.

Situs komunitas Liftshare di Cranfield University
Lalu, salah seorang kawan dari istri memberitahu satu opsi transport untuk ngelaju yang bisa dipertimbangkan (yang akhirnya saya putuskan untuk saya gunakan hingga detik ini 😃). Liftshare (situs: https://liftshare.com), sebuah web-app yang menjadi wadah komunikasi antara mereka yang ingin mencari dan menawarkan tumpangan. Tidak gratis. Tapi, jauh lebih murah ketimbang dua opsi sebelumnya. Dan secara waktu, lebih cepat karena tidak bergantung pada transportasi publik. Khusus untuk Cranfield University, terdapat komunitas pengguna Liftshare (situs: https://liftshare.com/uk/community/cranfield). Mereka yang ingin bergabung harus merupakan staf atau mahasiswa dari universitas ini, yang dibuktikan dengan alamat email dengan domain cranfield.ac.uk. Jadi, tidak sembarang orang bisa bergabung. Dari sekian banyak pengguna, saya menemukan dua pengguna yang sama-sama tinggal di London (dengan alasan yang kurang lebih sama, karena istri 😂) dan beraktivitas di bawah fakultas yang sama dengan saya. Komunitas ini mendapatkan dukungan dari universitas melalui program 'Car Share Permit Scheme' dimana para pengguna yang menawarkan tumpangannya berhak untuk mendapatkan permit parkir di tempat yang telah disiapkan khusus. Alhamdulillah, dengan opsi ini, biaya ngelaju dapat ditekan. Pyuh!

'Car Share Permit Scheme' dari universitas


Liftshare

Jadi, bagaimana caranya mendapatkan tumpangan? Serupa dengan Airbnb, kita harus mengirimkan 'Request for a Lift' ke pengguna yang menawarkan tumpangan. Saya selalu mengirimkan pesan ke mereka terlebih dahulu sebagai intro, jadi tidak ujug-ujug request. Biasanya dengan begitu, responnya lebih cepat.
Apa pertimbangan dalam memilih pengguna tertentu sebagai tumpangan? Well, banyak hal sebenarnya. Tapi, kalau saya pribadi hanya soal kapan dia berangkat dan pulang dari Cranfield University, tempat tinggalnya dan biaya kontribusi untuk BBM-nya. Saya memiliki 'kontrak' dengan dua pengguna. Satu pengguna berangkat pagi buta, sekitar jam 6.30, dan kembali jam 16.30 dengan biaya flat £8 pp. Satu pengguna lagi berangkat jam 7.30 dan kembali agak malam, sekitar jam 18.00, dengan biaya yang bervariasi tergantung jumlah penumpang, biasanya antara £4.5 - £9 pp. Keduanya tinggal tidak terlalu jauh dari tempat tinggal saya, sekitar 20 menit dengan bersepeda. Dengan pengguna pertama, kami bertemu di meeting point yang disepakati dimana saya bisa menyimpan sepeda saya di stasiun Underground terdekat (biar ga dicolong, tingkat kriminalitas pencurian sepeda di sini cukup tinggi soalnya!).  Dengan pengguna kedua, kami bertemu di rumahnya dan sepeda saya biasanya disimpan di dalamnya. Aman dari maling, aman dari hujan. Saya pribadi rutin berangkat dan pulang dari Cranfield University dengan pengguna pertama semata-mata karena berangkat lebih awal. Secara waktu lebih cocok, karena sepulangnya dari sana saya masih bisa punya waktu bersama keluarga. Dengan pengguna kedua, biasanya kalau pengguna pertama tidak berangkat karena harus menyelesaikan urusan di London atau sedang liburan.
Dengan Liftshare ini, selain mendapatkan tumpangan dengan biaya yang murah, juga mendapatkan teman. Kita jadi bisa mengenal dunia lain di luar dunia kita (kebetulan dua pengguna yang saya tumpangi berasal dari Yunani dan Jerman), mengenal karakter serta kebudayaan mereka. Ya, intinya jadi ada teman ngobrol sepanjang jalan jadi tidak terlalu membosankan lah,hehe.
Sepertinya segini dulu saja sharing-nya. Monggo kalau ada yang mau bertanya bisa lewat komen atau email saya (kalau yang sudah punya email saya) atau lewat istri saya 😊
Semoga bermanfaat!

Salam hangat dari London yang mulai membeku,

Radit




Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About us

About Us

Halo! Perkenalkan, kami (Radit & Ratri) adalah salah satu pasangan WNI yang sekarang sedang merantau di Inggris.

Popular Posts

  • PhD Mama Ratri: Tentang pumping ASI, riset kanker dan keluarga sebagai support-system
  • Review Jerome House - Zebra Housing London

Blog Archive

  • ►  2018 (3)
    • ►  August (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2017 (9)
    • ▼  December (2)
      • My daily skin care
      • Antara London - Cranfield University
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
  • ►  2016 (2)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
  • ►  2015 (6)
    • ►  November (1)
    • ►  August (4)
    • ►  May (1)
  • ►  2014 (16)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  June (2)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (23)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (4)
    • ►  January (4)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Created with by ThemeXpose