[Ceritanya] Mau menulis tentang #AyahASI [Prolog]

by - Sunday, May 04, 2014

Mas nyebeliiiiiiinnnnnnnnnnnnnnn <--- loh ada yang bales nih,haha

Oke deh,itu balasan abis nge-godain Ratri di post-nya yang berjudul 'Tentang undang mengundang' (tepat sebelum post saya ini). Right,back to the topic.

Kali ini saya mau cerita tentang bagaimana #AyahASI dan awal saya mengenal topik yang lagi nge-trend saat ini (at least di kalangan mereka yang sudah menikah dan memiliki anak,hehe). Semua berawal dari calon istri saya. Suatu kali dia menunjukkan ke saya ID_AyahASI. Awalnya agak aneh. Ayah dan ASI? It doesn't add up. Weird. Tapi,ya sudah,saya coba mem-follow twitter-nya. Ternyata isinya adalah kampanye (bukan kampanye parpol atawa presiden ya). Ya,kampanye tentang pemberian ASI ekslusif kepada bayi.

Lalu...apa hubungannya dengan Ayah? Yang punya ASI kan Ibu? Apa urusannya sama Ayah? Nah,ini yang membuat ide dari AyahASI ini menarik.

Pertama,bahwa tugas membesarkan bayi yang baru lahir bukanlah tugas dari para Ibu semata (karena hanya para Ibu yang punya ASI),sementara Ayah sibuk bekerja mencari duit. No! Tugas itu juga ada pada para Ayah. Bukan pada peran menyusuinya ya. Bukannya ASI,malah ASA donk ntar,Air Susu Ayah,haha,lanjoot (maafkan saya karena telah meracau). Ayah di sini berfungsi sebagai penyokong para Ibu dalam pemberian ASI eksklusif,terutama dalam memotivasi dan membuat para Ibu tetap berada dalam keadaan positif (nah,ntar ya,ini berkaitan dengan kelancaran ASI dan itu penting pake banget!...tapi,ntar di post berikutnya,hehe)

Kedua,pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih belum marak dilakukan akibat serangan iklan-iklan susu formula yang membabi buta dan pihak Rumah Sakit yang masih memiliki perbedaan pandangan dalam hal ini.

Padahal sudah diatur lho dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 (nih link download-nya kalau ga percaya). Jelas tertera di dalamnya bahwa para Ibu harus memberikan ASI ekslusif kepada bayi yang baru lahir. Lalu,Inisiasi Menyusui Dini (IMD) wajib dilakukan oleh tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan. Apalagi itu IMD? Nanti saya jelaskan di post berikutnya. Ini kan prolog,hehe.

Nah,saya pun jadi sedikit demi sedikit tahu tentang ASI dan beberapa benefit-nya. Saya dan Ratri berkomitmen pun untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak kita nantinya (betul kan sayang? ^___^)

Kira-kira setahun yang lalu,komitmen ini direalisasikan dengan membeli sebuah buku yang berjudul 'Catatan Ayah ASI'. Buku ini saya beli setelah saya dan Ratri lamaran. Nih penampakan cover-nya.


Tapi,saat itu,bukunya saya simpan di Bandung. Saya berencana untuk membacanya dekat-dekat hari-H. Akhirnya,buku itu saya simpan di laci kamar saya di Bandung. Tepat di bulan April kemarin,saya kembali ke Indonesia dan teringat dengan buku ini ketika saya membuka laci. Ah yes,saya akan baca dan masih saya baca hingga post ini ditulis. Sengaja saya membacanya pelan-pelan,supaya lebih paham. Dan gelar saya pun nambah. Selain calon suami,saya juga calon AyahASI,hehe. Buat ananda yang masih di Lauh Mahfudz sana,saksikanlah bahwa calon Ayah dan Ibumu serius dalam menyambut hadirmu ke dunia :)

Right,selanjutnya saya akan coba share beberapa hal utama yang saya dapat dari membaca buku ini, in shaa Allah (mudah-mudahan sempat ya).

M15, 4 Mei 2014 

You May Also Like

0 comments